Dalam waktu dekat ini para penggemar film dalam negeri akan disuguhi sebuah film karya baru dari sutradara kondang, Garin Nugroho yang berjudul Setan Jawa.
Film yang dalam pengambilan lokasi shoting di beberapa daerah; Karanganyar, Sukoharjo, Solo, Gunung Kidul dan Jogja, yang salah satunya mengambil lokasi shoting di rumah tua milik seniman tari kontemporer, Sardono W Kusumo, di Wilayah Kelurahan Kemlayan, Kecamatan Serengan, Solo ini bercerita tentang tradisi mistis berupa pesugihan yang menjadi bagian dari sastra Jawa, yaitu pesugihan “kandang bubrah” yakni sebuah bentuk pesugihan dimana orang yang memilikinya pesugihan ini akan melakukan perombakan atau selalu menata ruang di dalam rumahnya sering berubah-ubah.
Tapi dalam film ini tidak hanya fokus pada pesugihan,banyak sisi lain yang diangkat dalam film ini, seperti seni rupa, seni tari,dan seni musik.
Yang menarik dalam film ini sang sutradara ingin memberikan nuansa baru, dimana film ini selain berkonsep film bisu dan hitam putih,film ini juga akan diiringi musik live orchestra dan gending jawa, yang akan bekerjasama dengan komponis asal Solo, Rahayu Supanggah. Rencananya pada 2017, film itu akan dipentaskan di Melbourne Art Festival dengan iringan musik dari Melbourne Simphony Orchestra, dan juga beberapa Negara lain seperti Singapura dan Inggris.
Film yang akan tayangkan di Indonesia pada 2016 ini mayoritas diperankan para seniman tari seperti, Cahwati, Danang Pamungkas, Luluk Ari, Kodok Ibnu Sukodok, Anggono Kusumo, Bambang “Mbesur” Suryono, dan Dorothea Queen. Juga dua pemeran utamanya, Asmara Abigail, dan Heru Purwanto.
Film yang berlatar belakang zaman penjajahan Belanda ini mengisahkan kisah cinta Asih( Asmara Abigail) dengan Trisno (Heru Purwanto). Asih adalah anak seorang bangsawan Jawa, sedangkan Trisno adalah pemuda desa yang miskin.
Suatu hari, keduanya bertemu di sebuah pasar mistis yang menjual berbagai ubo rampe untuk pesugihan dan upacara ritual lainnya. Di pasar itu, tusuk konde Asih terjatuh, lalu diketemukan Trisno. Keduanya pun saling jatuh cinta. Ketika Trisno hendak melamar Asih untuk menjadi istrinya, orang tua Asih menolak lamaran Trisno karena keluarganya yang miskin.
Singkat cerita, demi mendapatkan Asih, Trisno mencari pesugihan kandang bubrah. Ia pun menjadi kaya dan memiliki rumah layaknya seorang bangsawan. Orang tua Asih yang awalnya melarang, akhirnya menyetujui hubungan mereka. Tapi, seiring berjalannya waktu, Asih mengetahui ritual pesugihan yang dilakukan Trisno hingga suatu saat Trisno harus bersedia ditumbalkan menjadi salah satu tiang penyangga rumahnya
Asih yang mengetahui persyaratan itu tidak ingin suaminya menjadi tumbal. Setan yang disembah dalam pesugihan itu pun memberikan syarat lain yakni Asih harus mau bersetubuh dengan setan itu. Tragedi cinta terjadi, Setan Pesugihan justru jatuh hati pada Asih.
Itulah sedikit cerita tentang film Setan Jawa, untuk lebih jelas dan lengkapnya serta bagaimana akhir ceritanya silahkan menonton filmnya yang akan segera tayang, Selamat menikmati.
Film yang dalam pengambilan lokasi shoting di beberapa daerah; Karanganyar, Sukoharjo, Solo, Gunung Kidul dan Jogja, yang salah satunya mengambil lokasi shoting di rumah tua milik seniman tari kontemporer, Sardono W Kusumo, di Wilayah Kelurahan Kemlayan, Kecamatan Serengan, Solo ini bercerita tentang tradisi mistis berupa pesugihan yang menjadi bagian dari sastra Jawa, yaitu pesugihan “kandang bubrah” yakni sebuah bentuk pesugihan dimana orang yang memilikinya pesugihan ini akan melakukan perombakan atau selalu menata ruang di dalam rumahnya sering berubah-ubah.
Tapi dalam film ini tidak hanya fokus pada pesugihan,banyak sisi lain yang diangkat dalam film ini, seperti seni rupa, seni tari,dan seni musik.
Yang menarik dalam film ini sang sutradara ingin memberikan nuansa baru, dimana film ini selain berkonsep film bisu dan hitam putih,film ini juga akan diiringi musik live orchestra dan gending jawa, yang akan bekerjasama dengan komponis asal Solo, Rahayu Supanggah. Rencananya pada 2017, film itu akan dipentaskan di Melbourne Art Festival dengan iringan musik dari Melbourne Simphony Orchestra, dan juga beberapa Negara lain seperti Singapura dan Inggris.
Film yang akan tayangkan di Indonesia pada 2016 ini mayoritas diperankan para seniman tari seperti, Cahwati, Danang Pamungkas, Luluk Ari, Kodok Ibnu Sukodok, Anggono Kusumo, Bambang “Mbesur” Suryono, dan Dorothea Queen. Juga dua pemeran utamanya, Asmara Abigail, dan Heru Purwanto.
Film yang berlatar belakang zaman penjajahan Belanda ini mengisahkan kisah cinta Asih( Asmara Abigail) dengan Trisno (Heru Purwanto). Asih adalah anak seorang bangsawan Jawa, sedangkan Trisno adalah pemuda desa yang miskin.
Suatu hari, keduanya bertemu di sebuah pasar mistis yang menjual berbagai ubo rampe untuk pesugihan dan upacara ritual lainnya. Di pasar itu, tusuk konde Asih terjatuh, lalu diketemukan Trisno. Keduanya pun saling jatuh cinta. Ketika Trisno hendak melamar Asih untuk menjadi istrinya, orang tua Asih menolak lamaran Trisno karena keluarganya yang miskin.
Singkat cerita, demi mendapatkan Asih, Trisno mencari pesugihan kandang bubrah. Ia pun menjadi kaya dan memiliki rumah layaknya seorang bangsawan. Orang tua Asih yang awalnya melarang, akhirnya menyetujui hubungan mereka. Tapi, seiring berjalannya waktu, Asih mengetahui ritual pesugihan yang dilakukan Trisno hingga suatu saat Trisno harus bersedia ditumbalkan menjadi salah satu tiang penyangga rumahnya
Asih yang mengetahui persyaratan itu tidak ingin suaminya menjadi tumbal. Setan yang disembah dalam pesugihan itu pun memberikan syarat lain yakni Asih harus mau bersetubuh dengan setan itu. Tragedi cinta terjadi, Setan Pesugihan justru jatuh hati pada Asih.
Itulah sedikit cerita tentang film Setan Jawa, untuk lebih jelas dan lengkapnya serta bagaimana akhir ceritanya silahkan menonton filmnya yang akan segera tayang, Selamat menikmati.
0 Response to "Sinopsis Film Terbaru Setan Jawa"
Post a Comment