Karya: Tarsisius Ramto Idong (TRI)
Rindu-
Menggantung di emperan
Dijajakan - seolah menghasilkan uang;
Tentu lelaki itu tahu
Bahwa ia hanya berbuat semu
.
Biar guntur menggelegar dan
Pohon-pohon terkulai didera angin utara
Ia tetap terpaku - menunggu umpan balik
Dari gadis waktu pandang pertama
.
Baginya cinta adalah kreatifitas membara
Cumbu gila lewat senyum mempesona;
Biar musrik dikata orang - ia mendera
Budaya lama yang itu itu saja
.
Ia tak ingin mencinta dengan sederhana-
Seperti kata sapardi;
Ia ingin mencinta dengan luar biasa
Membiarkan gadis itu lenyap
Dari kenyamanan dunia dan luka
Masa peralihan
.
Biar mata tajam orang kota
Dan, gadis yang ia cinta
Melihat kemenangannya - suatu hari nanti
HI, 16.3.17
2. MENGHANCURKAN LUKA
Karya: Tarsisius Ramto Idong (TRI)
3. HUJAN PUN BERHENTI
Karya: Tarsisius Ramto Idong (TRI)
Source: Group Facebook SASTRA PUJANGGA INDONESIA
2. MENGHANCURKAN LUKA
Karya: Tarsisius Ramto Idong (TRI)
Angin
Mendesis cinta
Membawa rindu terlupa
Seorang lelaki berjudul ‘Mantan’
Lalu menegang buluh kuduk nyeri
Sesak hati meluber serapah kepada janji
Bertanya kepada langit “mengapa ia datang lagi?”
Perih
Mendesis cinta
Membawa rindu terlupa
Seorang lelaki berjudul ‘Mantan’
Lalu menegang buluh kuduk nyeri
Sesak hati meluber serapah kepada janji
Bertanya kepada langit “mengapa ia datang lagi?”
Perih
Lupakan!
Dalam secangkir teh hangat menyelimuti dinginnya tubuh
Hujan menjadi saksi bulir-bulir air mata
Kutebarkan jala meraup luka lama
Kutarik ke pinggir pantai
Tubuhku menjelma belati
Melibas semuanya
Tenang
Dalam secangkir teh hangat menyelimuti dinginnya tubuh
Hujan menjadi saksi bulir-bulir air mata
Kutebarkan jala meraup luka lama
Kutarik ke pinggir pantai
Tubuhku menjelma belati
Melibas semuanya
Tenang
Harapan Indah, Februari 2017
Karya: Tarsisius Ramto Idong (TRI)
Akhirnya langit benderang
Menyisahkan kubangan pekat
Yang diinjak-injak orang
Menyisahkan kubangan pekat
Yang diinjak-injak orang
Jalan penuh lobang
Dihantam kuatnya hujan
Sejak kemarin siang
Pun dedaunan jatuh berguguran
Hilang dan tangis meratapi
Mentari yang berarak
Ke singgahsananya
Dihantam kuatnya hujan
Sejak kemarin siang
Pun dedaunan jatuh berguguran
Hilang dan tangis meratapi
Mentari yang berarak
Ke singgahsananya
Sumpah serapah terbentang
Di urat pepohonan
Di urat pepohonan
Siapa yang menuliskannya??
Harapan Indah, Februari 2017
Source: Group Facebook SASTRA PUJANGGA INDONESIA



0 Response to "Puisi Tarsisius Ramto Idong (TRI); SUATU HARI NANTI"
Post a Comment