Puisi Tarsisius Ramto Idong (TRI); LELAKI TUA DI TROTOAR

4. LELAKI TUA DI TROTOAR
Karya: Tarsisius Ramto Idong (TRI)


















Lelaki tua di trotoar
Mengemis belas kasihan
Memikul sakit
Diam
Hujan panas menguliti badan
Menjerit lapar dahaga
Menunggu iba
Hampa
Merenung kalah pada dunia
di kubangan hujan
Muka berantakan
Menyesal
Malam datang memicu keributan
Jalan menjadi lapangan
Belati menegak
serang
Lelaki tua memandang gelisah
silang senjata bercahaya
maut mengambang
mati!
Harapan Indah, Februari 2017

5. Kepada Dinda...










 





Ku musnakan lelah dan pekat
Dengan secangkir kopi robusta
Di meja depan, berteman ingatan
Tentang seseorang di balik cinta monyet
Yang bahagia; mengundang hasrat
Untuk kembali ke masa muda
Sempat aku cari jejak langkahnya di antara
Hiruk pikok kota
Persinggahan terakhir... Kata emaknya
sebelum ia
Berangkat ke negeri seberang
Hampa gulana menjadi beban ketika
Aku tidur di emperan mendengar setiap langkah
Dan, berharap itu dia;
Sia-sia saja
Ia tak lagi ada di kota, tak lagi ada di badan
Burung garuda
Harapan Indah, Februari 2017

6. WAKTU KEMARIN, SAYANG
















ada yang tertinggal
di abu perapian
: Manis senyummu
“Kau tahu saja
Yang ku harapkan”
Rentang jarak
telah memacu waktu
untuk melipatnya
: Mempertemukan dua cinta
-Kita; Aku dan Kamu-
Dalam kerling gelas teh hangat
Yang diadu dalam kedinginan;
Hujan
“kau suguhkan cinta
Dalam kecap-kecap bibirmu”
Ikan mas berenang sepi
Selalu menunggu kawan atau
Kekasih jiwa;
Tak pernah ku hiraukan
Tak pernah ku indahkan inginnya
Karena ia takkan hidup lama,
Tidak seperti cinta di antara kita
“Kau beri aku makna dari
Jarak yang membentangi kita
: perjuangan tak kan sia-sia”
Kemarin sore waktu itu
Akhirnya kita menghamburkan
Damba-damba dalam setiap
Pesan singkat, memungut mimpi-mimpi
Dalam setiap sepi dan mendekornya
Dalam cumbu-cumbu mesra,
Nikmat
-Ku ingin lagi-
“Kau bawakan aku
Gembok cinta berupa cincin
Berlian. Lambang cinta... katamu.
Uhh... getar membatasi suara
Tegap diam dalam gembira kehidupan”
Harapan Indah, Februari 2017

Source: Group Facebook SASTRA PUJANGGA INDONESIA 

Renung Sejenak:

“Kemampuan membaca itu sebuah rahmat. Kegemaran membaca; sebuah kebahagiaan.”
--Goenawan Mohamad--


 

0 Response to "Puisi Tarsisius Ramto Idong (TRI); LELAKI TUA DI TROTOAR"

Post a Comment