Puisi -Puisi Karya Karya: Tarsisius Ramto Idong (TRI)
Puisi Ketujuh
RUMAH KITA UPE

Lama kita tinggalkan
Rumah di ujung dusun;
Pernah sekali ku lihat ke sana
Ilalang telah menelannya
Rumah di ujung dusun;
Pernah sekali ku lihat ke sana
Ilalang telah menelannya
Ku pikir tak ada lagi tersisa
Setelah hari itu kita nyatakan
Perpisahan
Tidak sepasang teh hangat
Tidak sepasang kursi di hadap perapian
Hilang; di telan bumi; di telan luka
Setelah hari itu kita nyatakan
Perpisahan
Tidak sepasang teh hangat
Tidak sepasang kursi di hadap perapian
Hilang; di telan bumi; di telan luka
Sayang...
Ribuan hari sempat membentangi kita
Menyusun rapi percakapan
Hingga kita tak pernah di persatukan
-setelah hari itu-
Ribuan hari sempat membentangi kita
Menyusun rapi percakapan
Hingga kita tak pernah di persatukan
-setelah hari itu-
Tapi, tidak malam tadi
Kita telah runtuhkan tembok penghalang
Memberi letih untuk beristirahat
Menikmati berantakannya peluh-peluh
Di seluruh badan
Gembira menggema seseantro dunia
Kita telah runtuhkan tembok penghalang
Memberi letih untuk beristirahat
Menikmati berantakannya peluh-peluh
Di seluruh badan
Gembira menggema seseantro dunia
Mari, Sayang
Kita rapikan rumah kita
Kita rapikan rumah kita
Cakung Barat, Februari 2017
Puisi Kedelapan
Akhirnya kita mengait cinta,
Lagi. Membentangi rindu seluas
Altar alam
Meracik mimpi di panggung pelaminan
Lagi. Membentangi rindu seluas
Altar alam
Meracik mimpi di panggung pelaminan
Terserah kabar burung di
langit jingga
Berserakan melibas tonggak-tonggak
Yang sedang kita bangun
Kita tetap kuat karena cinta yang teramat
Sangat
Kokoh menusuk inti bumi
Berserakan melibas tonggak-tonggak
Yang sedang kita bangun
Kita tetap kuat karena cinta yang teramat
Sangat
Kokoh menusuk inti bumi
Stasiun Duri, Februari 2017
Puisi Kesembilan
SAMPAN
Sayang...
Mari naik ke sampan
Kita 'kan menyebrangi lautan
Jangan takut, sayang
Kita tak 'kan tenggelam
Kita tak 'kan tenggelam
Duduklah tenang di haluan
Aku 'kan mendayung
Ke mana pun tujuan kau arahkan
Aku 'kan mendayung
Ke mana pun tujuan kau arahkan
Desa Putra, Februari 2017
10. AYAH
Aku ingin melipat jarak dan
segera
Meraih jemari keriputmu
Meraih jemari keriputmu
Ingin ku bisikkan kepadamu
sejuta syukur
Atas peluhmu sepanjang hidupku
Atas peluhmu sepanjang hidupku
Desa Putra, Februari 2017
Sambil menikmati hujan
Sambil menikmati hujan
Source: Group Facebook SASTRA PUJANGGA INDONESIA
--------------------&*&--------------------
Renung Sejenak:
"Kegagalan kita untuk memaafkan, kesediaan kita untuk
mengakui dendam, adalah penerimaan tentang batas. Setelah itu adalah doa. Pada
akhirnya kita akan tahu bahwa kita bukan hakim yang terakhir... Di ujung sana,
Tuhan lebih tahu.”
--Goenawan Mohamad--


0 Response to "Puisi Tarsisius Ramto Idong (TRI); RUMAH KITA UPE"
Post a Comment